Sejarah Desa
Sejarah Desa Winangun Atas
Paal Tiga dan Kilo Tujuh (winangun atas), yang masing-masing terletak kira-kira 1 km dari Paal Empat, bersama Paal Empat sejak zaman pemerintah Hindia Belanda hingga zaman Pemerintah Republik Indonesia, secara administratif, terhisap dalam wilayah Kampung/Desa Pineleng.
Sewaktu Wolter V. Korinus menjabat sebagai Hukum Tua/Kepala Desa Pineleng, maka Paal Tiga, Paal Empat dan Kilo Tujuh (Winangun Atas) termasuk satu Jaga ialah Jaga IV Desa Pineleng dengan Kepala Jaga: Dul Lalawi dan Meweteng: Nathan Salindeho, kemudian mulai tahun 1963, Paal Tiga dan Paal Empat menjadi satu jaga ialah Jaga V Desa Pineleng dengan Kepala Jaga: Richard William Gosal dan Meweteng: Jan Nangkoda, sedangkan Kilo Tujuh tetap Jaga IV.
Bermacam-macam peristiwa telah dialami oleh penduduk Kilo Tujuh (Winangun atas) dan Paal Empat (Winangun Bawah). Sewaktu pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II, penduduk Paal Empat (Winangun Bawah) dan Kilo Tujuh (Winangun Atas seringkali secara paksa harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkan oleh Pemerintah Jepang seperti melakukan pekerjaan-pekerjaan di Mapanget dan di tempat-tempat lain. Ada pergolakan PRRI/Permesta sebagian penduduk Kilo Tujuh (Winangun atas) menyingkir ke Pakowa/Ranotana dan tempat-tempat lain. Dalam tahun1960 mereka secara berangsur-angsur mulai kembali dari tempat penyingkirannya. Dari tahun ke tahun Kilo Tujuh atau (Winangun atas) beserta penduduknya berkembang dengan pesat.
Terakhir diperbarui: 10 Dec 2025